Kamis, 27 November 2008

MitoMobile, Mito 300, Ponsel Manipulasi Suara


Jakarta - MitoMobile kembali merilis ponsel terbarunya, Mito 300. Ponsel musik dengan desain sliding ini memiliki fitur dual on yang dapat mengaktifkan dua kartu GSM berbeda secara bersamaan.

Menurut Hansen, Dirut MitoMobile, unsur fesyen yang ditonjolkan ponsel ini terlihat beda jika disandingkan dengan ponsel-ponsel buatan China lainnya.

"Ponsel ini sangat cocok bagi kaum wanita yang ingin tampil trendi tapi tetapi didukung fitur-fitur yang mumpuni," ujarnya melalui siaran pers yang dikutip detikINET, Rabu (26/11/2008).

Dengan baluran warna chrome, ponsel ini memiliki dimensi 92,6 x 46 x 18 mm untuk slide tertutup, dan 121 x 46 x 18 mm pada posisi slide terbuka.

Di sisi sebelah kanan ponsel terdapat short key untuk volume dan camera, sehingga lebih memudahkan penggunaannya. Sedangkan di sisi kirinya terdapat slot untuk kabel data, handsfree, dan slot transflash.

Mito 300 dipersenjatai dengan layer TFT berdimensi 1,8 inch. Ketajaman warna Mito 300 pun ikut teruji dengan menyertakan LCD berkedalaman 65 ribu warna dengan akselerasi gambar 128 x 128 pixel.

Ponsel mungil ini juga dilengkapi sarana multimedia seperti kamera 0,3 megapiksel yang dilengkapi 3x optical zoom untuk resolusi maksimal 240 x 320.

Bluetooth pun turut disertakan pada ponsel terbaru Mito ini, selain juga sambungan USB 1.2 sebagai sarana konektivitas kabel yang dapat menghubungkan ponsel dengan PC.

Mito 300 juga menyuguhkan fitur unik karena memiliki fitur untuk mengubah suara. Lawan bicara bisa terpingkal saat mendengarkan suara yang telah dimanipulasi oleh fitur 'magic voice changer'. Lewat fitur ini, suara dapat diubah menjadi suara pria, wanita, anak atau bahkan orang tua.

Sementara, dengan Li-ion 600 mAh membuat baterai diklaim dapat bertahan hingga 157 jam untuk waktu standby dan 120 menit untuk waktu bicara. Ketahanan katanya dapat bertambah jika hanya satu kartu yang digunakan dalam fitur dual on

Sensor Helm Rekam Data Ledakan


Washington - Sebuah sensor untuk helm dikembangkan angkatan laut Amerika Serikat (AS) guna mengukur kekuatan ledakan yang terjadi di dekat pemakai helm.

Diharapkan sensor ini dapat membantu mengumpulkan data yang diperlukan untuk pengobatan saat tentara mengalami cedera otak traumatik.

Dikutip detikINET dari AFP, Kamis (27/11/2008), menurut David Mott, peneliti di Naval Research Laboratory, dengan helm bersensor ini, angkatan laut akan memiliki rekaman tentang ledakan yang terjadi di sekitarnya.

Sebuah percobaan dilakukan dengan menggunakan orang-orangan yang mengenakan helm sensor. Kemudian bom C-4 seberat 1,5 kg diledakkan dengan jarak beberapa meter dari orang-orangan tersebut.

Mott kemudian menunjukkan pergerakan gelombang udara yang memasuki celah antara helm dengan kepala. Helm tersebut memberikan perlindungan sisi kepala dari ledakan.

Namun, helm ini juga mengumpulkan gelombang yang datang di bawah celah dan hal ini dapat memberikan tekanan yang lebih tinggi di bagian belakang kepala.

Protototipe sensor helm ini telah dikembangkan, tapi proyek ini masih dalam tahap penelitian dan pengembangan